Flona 2015 Targetkan 500 Ribu Pengunjung
Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta menargetkan jumlah pengunjung pameran Flora dan Fauna (Flona) 2015 mencapai 500 ribu orang. Berbagai jenis flora dan fauna akan ditampilkan di Taman Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, mulai 18 September-17 Oktober mendatang.
Target pengunjung di hari biasa 2.000-3.000 orang. Hari Sabtu-Minggu 20 ribuan orang, dan sampai 17 Oktober bisa 500 ribuan yang datang
"Target pengunjung di hari biasa 2.000-3.000 orang. Hari Sabtu-Minggu 20 ribuan orang, dan sampai 17 Oktober bisa 500 ribuan yang datang ke Lapangan Banteng," ujar Ratna Diah Kurniati, Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI, Jumat (18/9).
Ratna mengatakan, untuk menarik pengunjung pihaknya telah menyiapkan sejumlah acara hiburan dan kegiatan perlombaan. Antara lain, lomba putri bunga, kontes batik Betawi, lomba stand bursa dan pameran, kontes tanaman hias jenis adenium dan sanseviera.
Flona 2015 Beri Diskon Tanaman Serba Rp10 Ribu"Kita juga siapkan panggung hiburan musik khas betawi dan band, serta permainan game untuk anak-anak dengan menyiapkan sarana out bound," tuturnya.
Tak hanya itu, lanjut Ratna, di pameran Flona tahun ini, pihaknya juga menggelar penyuluhan sekaligus peragaan tentang teknik membudidaya tanaman hias dan tanaman produktif, tata cara membuat kompos dan sosialisasi lubang biopori. "Pameran kita buka setiap hari dari pukul 09.00-18.00. Khusus di hari Sabtu dan Minggu itu sampai pukul 21.00," ucapnya.
Menurut Ratna, pameran Flona digelar dengan maksud untuk memberikan ruang gerak dan juga fasilitas, sarana dan prasarana penyuluhan usaha serta berbagai ajang pertemuan antara para petani, pemilik hobi dan pengusaha di bidang pertamanan dan lingkungan.
"Flona juga bertujuan meningkatkan pengetahuan, wawasan, usaha dan menggugah kepedulian warga terhadap lingkungan. Hal itu sesuai tema dari pameran Flona tahun ini, yakni mewujudkan Jakarta Bangun, Tumbuh dan Berkembang
," katanya.Dalam pameran Flona 2015 juga akan dipamerkan tanaman bunga Anggrek langka senilai Rp 350 juta. Anggrek bernilai ratusan juta itu dibawa dari Papua Barat dengan menggunakan kontainer ke Jakarta.
"Kita ingin coba pamerakan Anggrek langka yang mahal itu seperti apa bentuknya," tandasnya.